//tukangMoto : Belajar Fotografi

my quest for the light … and life

Mengenal ISO

with 41 comments


ISO pada fotografi digital , bagi saya , lebih dipahami sebagai kemampuan teknologi sensor untuk menangkap cahaya . Semakin tinggi nilai ISO , semakin besar pula cahaya yang dapat ditangkap oleh sensor . Namun , kekurangannya adalah timbulnya noise seiring bertambahnya nilai ISO yang disetting . Noise ini tampak seperti bintik – bintik butiran kecil yang bersebaran pada foto . Jika foto di zoom hingga 100% akan terlihat jelas noisenya . Selain menimbulkan noise , penambahan nilai ISO juga dapat menyebabkan berkurangnya kualitas foto yg dihasilkan misal : warna jadi tidak muncul , detail jadi hilang dsb.

Nilai ISO pada kamera pada umumnya adalah 100,200,400,800,1600,3200 . Kamera DSLR profesional , NIKON D3 , bahkan mampu mencapai ISO hingga 6400,12800 dan 25600 dengan noise yang sangat rendah . Seiring perkembangan teknologi jangan heran kalau beberapa tahun kedepan sensor digital akan lebih baik , mampu mendukung ISO tinggi tapi dengan noise minimal.

Penggunaan ISO

Umumnya , settingan ISO yang dianjurkan adalah nilai ISO kecil. Noise yg dihasilkan lebih kecil sehingga hasil foto lebih baik apalagi jika berenacana untuk di-print pada ukuran besar. Juga cocok untuk pemotretan landscape / pemandangan dimana noise yg diinginkan seminimal mungkin. Repotnya kalau memotret landscape biasanya pada waktu-waktu dimana justru kurang cahaya : sunrise , sunset atau malam. Mau tidak mau, penggemar jenis foto tersebut harus sedia tripod atau sejenisnya agar bisa menggunakan shutter speed yang lama.

Nilai ISO besar biasanya digunakan untuk kondisi-kondisi kurang cahaya (malam hari atau indoor) dimana setting-an Aperture maupun Shutter Speed sudah mentog. Pada kondisi tersebut , Nilai ISO bisa di naikkan sampai kita memperoleh kecepatan shutter yg ideal. Kenapa tidak menggunakan tripod saja seperti memotret pemandangan ?? well , kalau misalnya obyek foto anda mau diam mematung selama bbrp sec sih bisa saja 🙂 .. tapi anak saya ga bisa gitu euy 🙂 . Foto dibawah adalah sample menggunakan ISO paling tinggi pada kamera Nikon D50 saya yaitu ISO 1600. Dapat anda lihat pada bagian bawah foto , dibagian aga gelap tampak butiran-butiran noisenya .  Tapi saya harus mengambil foto ini karena momennya bagus . Cahaya seadanya didapat dari cahaya matahari sore yang menerobos masuk. Untuk mendapatkan shutter speed yang cukup agar tidak blur/goyang , dengan DOF yang cukup lebar ( F5.0 ) , saya harus meningkatkan ISO sampai 1600 .

Khusyuk

Khusyuk

Noise == Jelek ??

Ga jugaa .. malah saya pernah melihat foto Audi (penyanyi) di sebuah majalah foto (lupa lagi) yang disajikan satu halaman penuh dengan ISO tinggi alias banyak noise. Menurut fotografernya noise tersebut untuk memunculkan moodnya Audi yangg … murung? :p

Saya pribadi sih , asal tidak di print dalam ukuran besar ga takut-takut amatlah menggunakan ISO tinggi sampai 1600-pun . Lha wong paling gunanya buat ditaruh di blog ini :p .. ukuran web standar , ga bakal kentara banget noise-nya. Kalau di print juga ga gede-gede amat alias ukuran postcard. Yang penting maksud fotonya udah bisa dicerna oleh pembaca sekalian. Lain ceritanya kalau gara-gara noise obyeknya jadi ga jelas seperti yg pernah saya alami ketika memaksa menggunakan ISO tinggi pada kamera Prosumer Fz7. Makanya beli DSLR aja deh 🙂 .. benar-benar beda di kekuatan ISO-nya 🙂 . Foto malam , foto indoor ga akan jadi masalah lagi ..

Auto ISO

Adalah sebuah fitur di kamera Nikon D50 yang saya sukai . Belum tahu apakah ada di merk kamera lain . Yang jelas fungsinya adalah automatisasi seleksi nilai ISO oleh kamera untuk mendapatkan shutter-speed minimum yang telah kita tentukan. Pada kamera saya , ada bbrp nilai minimum yang bisa dipilih yaitu 1, 1/15 , 1/30 , 1/60 dan 1/125sec. Misal kita pilih nilai 1/125 sec . Kamera akan meng-adjust nilai ISO semaksimal mungkin sehingga dengan pilihan nilai aperture yang ada kita bisa memperoleh nilai 1/125 sec. Pada lensa normal (mis : 50mm) 1/125 sec adalah nilai yang cukup tinggi utk mencegah kemungkinan terjadinya blur/goyang.  Nilai ISO-pun akan lebih spesifik , tidak terbatas pada nilai ISO yang saya sebutkan diatas tadi ( 200,400,800 dst ) . Bisa jadi misal kamera men-set nilai ISO ke 350 dsb dsb.

Ok..semoga berguna

Seri belajar lain:
Belajar tentang aperture
Belajar tentang shutter-speed

Update history:
– 18 dec 2008 : tambahin bbrp keterangan Auto ISO

Written by admin

Juni 24, 2008 pada 5:11 pm

Ditulis dalam Belajar, Teknik Fotografi

41 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. mau tanya klo untuk pemula harus pakai kamera apa yah

    tony

    September 17, 2010 at 11:44 pm

    • eee.. eee.. pake kamera apa saja bisa kok. yg pntg bisa buat motret 😀

      tukangmoto

      September 18, 2010 at 2:39 am

  2. kalo maslaah auto ISO kalo untuk DSLR kaya’nya sama aja de bro
    punya ane 500D juga kadang gak standart yang ada di settingan kalo pas diset auto

    samharis

    Oktober 1, 2010 at 9:36 am

  3. […] utk ngumpulin cahaya me: sik lanjut.. PENANYA: oke me: 3 elemen tadi: Aperture, SHutter SPeed dan ISO adalah elemen2 exposure fotografi PENANYA: iyaahh PENANYA: udah tak catat me: bahan dasarnya […]

  4. […] utk ngumpulin cahaya me: sik lanjut.. PENANYA: oke me: 3 elemen tadi: Aperture, SHutter SPeed dan ISO adalah elemen2 exposure fotografi PENANYA: iyaahh PENANYA: udah tak catat me: bahan dasarnya […]

  5. Very Good Bro… gue jadi tambah paham mengenai Aperture, Shutter Speed dan ISO… tinggal perbanyak Hunting n nambah blog satu lagi buat hasilnya.. hehehe.. once again thanks

    Ltika's

    November 14, 2010 at 4:30 pm

  6. mantap artikelnya…
    tetap semangat berbagi y….
    termasuk berbagi kamera.
    😀

    Irfan

    Februari 26, 2011 at 8:35 am

  7. ehm,…mo komen photo ne 😀
    itu sinar kuning matahari bukan ya

    nun

    September 28, 2011 at 4:04 pm

    • iya asli matahari sore
      bukan boongan kaya nashrudin tea 🙂

      tukangmoto

      September 28, 2011 at 5:24 pm

  8. trimakash artikelnya. Membantu,

    Ct_OnDubu

    November 19, 2011 at 10:04 pm

  9. Oce banget deh. maklum ane kan amatir

    ELON

    Januari 17, 2012 at 4:55 am

  10. terimaksh banyk mas.. krn artikel mas sy jadi lbh tau kegunaan tobol2 camera sy.. dan sy langsung praktekan…. artikel ini sangat bermanfaat….
    izin copas za mas… ( tdk lupa sy sertakan link asli)
    trimaksh banyak mas ilmuX…

    abdul rohim

    Mei 3, 2012 at 5:03 pm

  11. keren mas..lengkap banget bahasannya, pengen tanya kalo mirror flop pada k-5 pa ya mas, seberapa pengaruh terhadap camera atau image / mmg sprt itu adanya?

    eric

    Januari 2, 2013 at 8:52 am

    • kurang tau ya.. baru denger jg. kalau hasil googling sekejap, kyknya itu problem di K5 bukan ya?

      admin

      Januari 19, 2013 at 2:42 am


Tinggalkan Balasan ke tony Batalkan balasan