//tukangMoto : Belajar Fotografi

my quest for the light … and life

Foto saya kok tidak tajam (blur) ?

with 19 comments


Pertanyaan klasik yg sering dilemparkan orang-orang 🙂 Jawabannya tidak satu melainkan ada beberapa. Coba mari kita simak beberapa penyebabnya.

Karena shutter speed rendah / tidak cukup

Baca di sini dulu kalau belum paham shutter speed itu apa. Nilai shutter speed yg rendah ini momok dan sering kita alami lho. Misal, motret di malam hari , di dalam ruangan atau dimanapun yg kondisinya kurang cahaya. Karena sering, pahami benar batasan aman berapa nilai shutter-speed yg dibutuhkan agar foto tajam.  Ada petunjuk gampangnya seperti ini :

minimum speed yg aman adalah sama atau lebih dari fokal length lensa yg kita gunakan

Blurry photographer, Bondi

Blur

Jadi, misal kita menggunakan fokal length 200mm maka speed yg dibutuhkan minim adalah 1/200s (asumsi utk full frame, kalau utk kamera DSLR kebanyakan : kalikan 1.5x , sehingga menjadi 1/300s ). Kalau masih kurang , bagaimana cara meningkatkan speed ? ya anda atur2 setting kamera supaya dapat speed itu. Biasanya saya ubah nilai aperture dulu. Masih belum bisa ? naikkan nilai ISO sampai nilai yg saya pikir cukup aman dari noise.

stop stop.. anda mgkn heran , kenapa kok shutter speed rendah bisa menyebabkan foto tidak tajam ?? apa hubungannya ?
Gini gini, kamera itu butuh waktu utk mengumpulkan cahaya. Waktu itu = shutter speed. Masalah timbul ketika anda memegang kamera selama kurun waktu itu. Bisa tetap diam ga ? ga goyang-goyang? Kalau bisa .. wah anda bakat jadi sniper 🙂 Nah, pas goyang2 itu ..kamera juga ikut goyang..foto juga goyang / blur / tidak tajam. Make sense ?

Shoot!

Sniper Photographer

Kembali ke topik paragraph sebelumnya, ada beberapa cara lagi untuk mensolusikan itu. Sebut saja,

  • Ubah setting Aperture dan ISO pada kamera. Untuk ISO sebisa mgkn gunakan nilai serendah mungkin.
  • Menggunakan tripod khusus utk object diam (landscape) .
  • Mengaktifkan teknologi reduksi goyang di lensa/kamera untuk memangkas speed minimum yg dibutuhkan. Oh, ini teknologi canggih benar lho. Ini di-klaim bisa mengurangi speed minimum sampai 3-4x. Jadi pada contoh fokal 200mm diatas , kita hanya butuh speed 1/50s saja !! wew mantab. Di Nikon namanya VR , di Canon namanya IS , di Sony semua kameranya sudah automatis support .
  • Cahaya kurang ? ya tambahkan cahaya tambahan via external lighting : flash dsb. saya ada tip di belajar strobist dan ini
  • Tidak punya semuanya dan speed masih kurang ?? berlatihlah seperti sniper .. ambil posisi yg mantab , pegang kamera yg mantab.. ambil nafas panjang, tahannn.. lalu jepret .. lepaskan nafas. Persis sniper dah. Apalagi kalau bermain di makro fotografi , wueh

Saya sengaja memanjangkan pembahasan shutter-speed ini karena menurut saya ini PERI IMPORTAN. Sehari-hari ini flow saya ketika akan memotret. Lihat speed , lihat speed ! Cukup atau tidak .. gimana caranya biar cukup dan tidak goyang pas jepret. Lama kelamaan nanti teman2 akan hapal kondisi cahaya suatu lokasi , tahu settingan yg pas dengan cepat dan epektif. Tidak trial & error lagi , nanti keburu lari objek/momennya 🙂

Tidak pas fokusnya
Blurry Beagle

Salah Fokus?

Yang kedua, disebabkan oleh tidak fokus ke obyek yg akan kita tangkap. Maksud hati ingin memotret pacar eh malah fokus ke mbak2 yang lagi lewat 🙂 Pahami cara kerja autofocus kamera anda. Mana yang terbaik digunakan utk kondisi tertentu. Teknologi autofocus sekarang sudah makin ciamik , harusnya miss-focus kayak gini jarang terjadi.. kecuali disengaja motret yg lain :p

Selain itu juga bisa disebabkan oleh penggunaan aperture yg besar ( nilai aperture kecil ) sehingga ruang ketajaman menjadi berkurang. Gunakan nilai aperture yg sesuai dgn kebutuhan ketajamannya. Untuk pemandangan , gunakan aperture kecil biar tajam ujung ke ujung. Untuk pemotretan satu orang , gunakan aperture besar. Untuk pemotretan bbrp orang , harus hati2 biar semua masuk ruang ketajamannya , dst dst

Dan sebab teknis lain, juga dapat disebabkan oleh akurasi fokus lensa yg ‘mbleset’. Di internet ada banyak tutorial utk cara pengetesannya. Kalau sudah begini mending dibawa ke bengkel utk dibenerin lagi akurasinya.

Lensa oh lensa

Dua step di atas sudah benar tapi masih belum terasa tajam ?? Mungkin lensanya kurang bisa menghasilkan foto yg tajam. Ya, jangan dibandingkan lah lensa 18-55mm dengan lensa pro , misal 17-55mm . Ukuran fokal length boleh sama, tapi tidak utk kualitas foto yang dihasilkan .. harga juga jauh beda sih 🙂

Untuk mengoptimalkan lensa apapun yg anda punyai , ketahuilah (halah) bahwa setiap lensa mempunyai apa yg disebut “sweet spot”. Adalah , nilai aperture yg paling puassss tajemnya ! Setiap lensa beda tapi rata-rata bisa dibilang sweet spot biasanya di kisaran f/8 – f/11 . Tapi, lagi-lagi lensa pro bisa dibilang sweet spotnya dari aperture kecil sampai ujung – mantab!

Namun hati-hati kepada efek difraksi , yang timbul ketika menggunakan aperture sangat kecil ( f/16 ke atas ). Ini lagi-lagi menurunkan kualitas foto kita.

—-

Jika artikel diatas dibalik , maka , tip biar foto kita tajam :

  • pastikan speed-nya cukup , dan jika belum cukup lakukan bbrp step diatas
  • fokus yang tepat
  • gunakan setting lensa yg tepat ( sweet spot ) , atau lensa yg bagusan 🙂

Fuuh, banyak juga nulisnya. Anehnya nge-blog..di awal malas nulis , begitu nulis ga bisa berhenti 🙂
Ok lah kalau begithu , semoga artikel diatas bisa membantu teman2 semua. Kalau ada salah2 mohon dikoreksi dan kalau ada pertanyaan, silahkan bertanya via form comment dibawah. Thanks for reading

Written by admin

September 28, 2011 pada 5:19 pm

Ditulis dalam Tip Trik

Tagged with ,

19 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. mantabhhh share nya

    MajalahFoto

    Oktober 5, 2011 at 5:41 pm

  2. Penjelasannya sangat mudah dipahami oleh awam, gan..postingannya mantap! Keep sharing 🙂

    tukangpotot

    Oktober 30, 2011 at 12:07 pm

  3. Makasih Gan…ini info sangat bermanfaat….Selamat tahun baru!

    Sovian Choeruman

    Desember 30, 2011 at 1:49 am

  4. Terima kasih ada yang mau sharing. Saya sangat pemula, baru aja kena racun dari temen di kantor, jadi lah ikut beli kamera. Sementara ini dulu komen saya, tar kalau udah banyak poto jepreta saya baru minta edpais nya

    Terima kasih
    Wassalam

    Fauzi

    Januari 18, 2012 at 8:42 am

  5. alamakkkkkkkkkkkk ini dirimu tho pak… mantep mantep…beralih ke photografi sekarang….profesi sambilan tha?? kursus moto gratis yo…photone keren keren hasil jepretanmu….daku rung kuat tuku DSLR…nabung sik..:)

    mama-nya Kinan

    Maret 16, 2012 at 6:18 am

    • hobi aja jeng .. awal beli kamera bagus jg karena ingin moto anak agak bagusan. moto ga usah kursus..belajar sendiri juga pasti bisa.. 😀
      beli DSLR sing bekas aje.. paling 4-5 jtan

      adminblog

      Maret 16, 2012 at 4:09 pm

  6. mau nanya nih Gan, barangkali berkenan menjawab.
    saya sering kesulitan ketika memotret orang di studio dadakan, contohnya seperti di acara pernikahan. dimana ketika ada keringat di wajah, maka photo tersebut menjadi ada bintik-bintik putih. mungkinkah itu pantulan cahaya yang mengenai keringat, jika iya. haruskan saya menggunakan filter? atawkah ada cara lain yang dapat saya lakukan agar terhindar dari masalah seperti ini?

    atas bantuan pertanyaannya sebelumnya saya haturkan terimakasih,

    IzZd

    Mei 13, 2012 at 8:35 am

    • pakai filter CPL mgkn om,
      saya jg blm pernah moto org keringatan 🙂

      admin

      Mei 18, 2012 at 3:12 am

  7. nice article mas….like this yoooo

    anggara rock

    Mei 28, 2012 at 3:18 pm

  8. naisss inpohhh

    uungferi

    Juni 15, 2012 at 3:44 am

  9. Post yang bagus dan bermanfaat 🙂

    fotopreneur.wordpress.com

    Fotopreneur ada untuk mengidentifikasi peluang baru, bahwa di dalam perubahan ini terdapat sudut pandang baru untuk penggemar fotografi, pemilik kamera, pecinta foto dan siapapun yang ingin memperoleh hasil dari bidang fotografi mereka.

    fotopreneur

    Agustus 21, 2012 at 4:06 pm

  10. mantep dah info2 di blog ini, berguna bget bagi ane yg nubie
    penjelasannya juga enak, thx gan info2 nya 😀

    ofal

    September 1, 2012 at 11:56 am

  11. tambahan : mungkin terkadang perlu diperhatikan jg VR (di nikon) dan IS ( di canon) yang letaknya ada pada lensa, fungsi nya adalah untuk meminimalisir guncangan (getaran) pada kamera saat memotret hehe 🙂

    Angga

    Januari 16, 2013 at 10:46 am

  12. sorry komen diatas harusnya buat blog lain hehe

    Angga

    Januari 16, 2013 at 10:52 am

  13. Saya ingin tanya min, misalnya hanya ada dua opsi, punya kamera profesional tapi skill tidak memadai atau mending punya kamera tradisional tapi skill memadai, mending mana ya min?

    infocamera

    Juli 17, 2013 at 9:16 am

    • skill kan bisa dilatih gan 🙂
      klo kamera ya sedapatnya saja ..yg penting ada niat buat ngembangin skill

      admin

      Juli 17, 2013 at 3:22 pm

    • skill yg memadai .. krn skill itu pengetahuan yg tdk akan luntur
      sedangkan kamera itu pasti .. terus bergerak

      admin

      Agustus 27, 2014 at 6:51 am

  14. Bagus Sekali Artikelnya

    Wahyu

    Oktober 5, 2014 at 10:18 am

  15. aku pemula fotografi dslr. info anda penting bagiku terutama ketajaman. trims gan.

    Nur

    April 30, 2016 at 12:15 am


Tinggalkan Balasan ke fotopreneur Batalkan balasan