Archive for the ‘Belajar’ Category
Chatting tentang belajar exposure
Mumpung ada yang bertanya2 , mumpung lagi ga banyak kerjaan.. berikut ini hasil per-chatingan dengan seorang pembaca blog saya yg budiman 🙂 . Saya blog-in sajalah.. biar sekalian update blog yg terlantar ini wkwkwk
me: sik
me: tak jelasin dari awal aja..cara kerja kamera DSLR ya.. ( lihat atas )
PENANYA: sippp
me: dari kiri..itu ada cahaya masuk (warna kuning)
PENANYA: ho oh
me: masuknya kan pasti lewat lensa to?
PENANYA: iyah betul
me: nah itu ada Aperture warna biru..
me: Aperture itu bukaan lensa..kyk pintu gerbang masuk cahaya
PENANYA: oohh i see
me: klo dibuka dikit..cahaya yg masuk jd dikit to
PENANYA: betulll
PENANYA: trus
Belajar Fotografi Tanpa Kursus ? bisa !
Bisakah ? Tentu saja bisa . Sedikit upaya utk mencari tutorial / artikel melalui mesin pencari Google adalah salah satu cara perintisnya. Selanjutnya yang lebih penting adalah praktek , mengasah keahlian mata kita dalam hal membuat foto yang bagus.
Pertama , pelajari dulu kamera yang anda miliki. Kenali baik-baik. Dari segi pengoperasiannya dan yang paling penting adalah cara kerjanya dalam hal menangkap cahaya. Proses menangkap/mengumpulkan cahaya ini dikenal juga sebagai exposure.
Dalam exposure , ada 3 elemen yang berperan yaitu : Aperture , Shutter Speed dan ISO/ASA. Tiga elemen ini sifatnya configureable , menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Terlalu banyak akan menyebabkan over / terlalu terang. Terlalu sedikit menyebabkan under / terlalu gelap. Idealnya tentu adalah hasil foto sesuai dengan kondisi aslinya. Kenali cara kerja kamera dalam exposure tersebut : cara mengatur nilai 3 elemen tsb , cara kamera mengukur cahaya ( metering ) , cara mengetahui hasil over/under . dsb
Pahami dengan baik karena fundamental meskipun tidak utama. Gunakan fasilitas search engine Google untuk mencari kata kunci diatas .. artikel sangat banyak/sering mengulas tentang fotografi. Ilmu fotografi umurnya sudah puluhan tahun , pasti buanyaaaak resource utk belajar.
Bagaimana Memotret Foto Siluet (Konsep Dynamic Range)
Sebenarnya sangat mudah , yang perlu kita pahami adalah konsep dynamic range pada fotografi. Salah satu konsep penting yang perlu diketahui oleh setiap newbie yang ingin belajar fotografi.
Apa itu Dynamic Range ?
Dynamic Range dalam fotografi adalah rentang perbedaan gelap dan terang dari sebuah scene. Kamera ternyata mempunyai batas kemampuan menangkap rentang perbedaan tersebut . Kamera Canon EOS 1-D Mark III memiliki dynamic range sekitar 11 stop (link). Â Rentang 11 stop itulah yang tertangkap dengan baik detilnya di sensor kamera , di luar itu detilnya akan gelap/black atau washout. Nah , padahal di dunia nyata .. scene yang akan kita foto amat sering memiliki rentang stop lebih dari 11 stop. Misal nih : foto di siang hari kenapa langitnya putih , atau kenapa ketika langitnya biru/detil tapi orang yang difoto jadi gelap ? itu tanda dari efek dynamic range .
Kekurangan itu ada tip / trik untuk mengatasinya . Diantaranya adalah trik High Dynamic Range (HDR) yang sedang populer , penggunaan Gradual ND Filter (seperti foto saya ini) , Multi Exposure . Lain kali lah kita coba diskusi , pokoknya cara kerja dynamic range seperti diatas.

Dynamic Range
Bermain dengan long exposure
Iseng-iseng main , coba pakai konsep long exposure pada kamera. Set ke 10 atau 15s ( lupa ).. goyang kamera kanan kiri , atas bawah , mainkan zoom maju mundur .. mirip penyanyi dangdut 🙂 , dan hasilnya seperti diatas. Agak futuristik ya.. warna biru itu adalah layar biru tivi . Kondisi lampu ruangan dimatikan , jadi yg dominan ya warna biru itu. Mayan lah buat pemula yg lagi iseng/bosen.
Backlight
dari wiki , mgkn arti backlight yang paling tepat adalah “backlighting refers to the process of illuminating the subject from the back”
diambil siang hari terik.. sinar matahari tepat berada diatas , menyinari ilalang. background hitam dibelakang adalah tembok biasa .. menjadi gelap karena intensitas cahayanya kalah kuat dari intensitas cahaya pada ilalang. dan memang itu tujuan saya ..
dan seperti jg foto dibawah. saat itu cukup rimbun , cahaya matahari masuk disela pepohonan .. saya memposisikan agar background-nya gelap.
dgn cara ini , harapannya sih agar obyek yg ingin saya tampilkan lebih menonjol karena separasi antara background dan foreground (obyek) menjadi jelas.
ada banyak lagi foto2 yg jauh lebih keren dari pny saya di Flickr. cek aja galery dibawah ini :
http://www.flickr.com/photos/alceda/galleries/72157622707774856
Fotografi : teknis
ajari aku fotografi dong?
Kita kenali dulu toolnya . Apalagi kalau bukan kamera. Kamera bertugas utk mengumpulkan cahaya yang masuk. Cara kerjanya , cahaya yg dipantulkan obyek masuk melalui lensa , melewati gerbang (shutter) lalu direkam ke bentuk data oleh sensor/film. Kebayang kan? utk mengatur jumlah cahaya yg masuk kita harus meng-configure bbrp elemen:
- Aperture .. ini bukaan lensa. makin lebar dibuka , makin bnyk cahaya yg bisa masuk ..logis kan?
- Shutter .. seperti saya bilang diatas ini ibarat gerbang. begitu gerbang dibuka , cahaya akan masuk ke sensor/film. jadi jgn dibuka lama2 , secukupnya saja . durasi bukaan shutter ini dikenal juga sebagai Shutter Speed.
- ISO/ASA .. cahaya akhirnya sampai di sensor/film. ISO/ASA ini menentukan seberapa kuat sensor bekerja utk merekam cahaya. makin besar ISO/ASA rating..makin bnyk cahaya yang terekam
lalu bagaimana kita tahu berapa bnyk cahaya yg dibutuhkan ?
jawabnya secukupnya sehingga hasil fotonya tampak seperti yg kita inginkan. kamera modern sudah memiliki kemampuan utk mengukur cahaya dinyatakan dalam sebuah nilai Exposure Value (EV). hasil foto normal biasanya bernilai EV 0 ( notes: sebenarnya tidak selalu EV0 sih , malah terkadang harus di kompensasi biar hasilnya normal . kok bisa? karena kamera itu bego ..iya benar! hmm singkatnya terkadang kamera salah mentafsirkan / mengukur cahaya yg ada) . EV-n berarti lebih gelap , EV+n berarti lebih terang. Di viewfinder kamera ada indikasi nilai tsb kok.. bisa dilihat , biasanya di paling bawah ada semacam indikator . Kalau di Nikon : – …|…0…|…+
Kenjeran di pagi hari
Untuk sampai ke sini harus rela bangun subuh-subuh lalu ngebut naik motor ke pantai Kenjeran , Surabaya. Lumayan jauh , secara rumah ortu saya di Sidoarjo. Ga ada teknik aneh-aneh . Metering ke sinar matahari yang hangat , elemen lain mengikuti saja. Komposisi saya atur2 biar dua perahunya seimbang/balance . Plus di tambah dedaunan dari atas ( komposisi framing ). Hasilnya.. ancur 😀
Hmm , enak kali ya . Pagi-pagi , di tempat yg sama , duduk menikmati sunrise sambil nyruput teh manis hangat dan roti bakar. Jadi lapar .. sahur dulu yuk